"Catatan Akhir April, Mei Menuai Kerinduan"
Catatan akhir bulan April, bukan laporan atau arsip, namun karya bulan ini di tutup dengan kerinduan yang kian meradang. Rindu pada siapa? Aku pun tak tahu. Asalkan itu jadi karya, kenapa tidak?! Jangan baper! Ini bukan kisah, melainkan karya
Kadang rindu itu aneh. Bahkan sampai bucin ada kali ya? Halu pasti tak luput dari itu. Hebatnya semesta, didukung takdir yang telah digariskan oleh Ynag Maha Kuasa. Rindu itu munculkan inisiatif. Entah hanya feeling sampai firasat kuat yang sama. Sama-sama rindu mungkin.
Lucunya, kenapa bisa mengompakkan?! Baik warna baju yang senada. Tempat bertemu dan aktivitasnya. Ini nyata! Pernah dengar anthologi rindu?? Sini aku bisikin.
“Jika kau mengingat seseorang secara tiba-tiba dan ingat dia terus hingga memikirkannya, itu berarti dia juga memikirkanmu. Rindunya di kirim melalui sinyal-sinyal alam hingga sampai di otak bawah sadarmu. Sinyalnya beitu kuat, hingga jarak bermil-mil dapat kau rasakan.”
“Omong kosong!” barangkali inikan yang kamu pikirkan?
Tapi aku rasa, kalau yang berfikir itu perempuan jarang meleset. Bagaimana tidak? Firasat perempuan juga jarang salah, apalagi tentang hati.
Atau mungkin Cuma kebetulan. Ya kebetulan yang sama. Sayang, kita masih enggan untuk mengakui, atau sifat gengsi dan ego masih bersemayam di hati masing-masing. Rasa khawatir mendominasi, bisa jadi. Tak terpungkiri juga menjaga nama baik kedua belah pihak.
Tapi pernahkah kau tahu dengan kekuatan yakin?! Yakin akan takdir. Dimana kamu tak perlu berharap lebih, ikhtiyar semampunya. Biarkan Allah yang mengatur hasilnya. Untuk temukan pemilik tulang rusukmu (bagi laki-laki) atau tulang punggungmu yang sedang mampir di tempat lain (bagi perempuan).
Kalau halu, mungkin sering kali ya. Halu seorang yang rasanya tidak mungkin. Tapi jangan memutuskan dulu. Hamba itu hanya bisa merencankan, sedangkan keputusan takdir itu ranah Allah.
Dia sebenarnya dekat denganmu. Bahkan tanpa kau tahu, kalian pernah bertemu. Entah beberapa kali meureun. Namun rasa tak berani ungkapkan masih menahan hati. Harapan itu saling tersimpan erat, sampai canggung. Kurang lebih gitulah.
Hal itu juga tidak menutup kemungkinan, kalau kalian juga saling LDR yang belum di pertemukan sama sekali. Dan hal itu menciptkan rindu yang sangat meradang jikalau garis takdir telah disatukan melalui cara yang halal.
Akupun belum tahu pastinya. Dan kapan rasa itu tiba atau ada, ya mungkin nanti. Untuk yang sedang LDR-an karena belum dipertemukan, semoga Allah cepatkan.jangan lupa khadijahkan dirimu, sedikit demi sedikit.
Ngawen, 30/04/2022
Maaf
{By: @si_maulinni12}
Sesungguhnya kita dekat
Namun masih saling enggan
Karena paham hakikat mungkin
Atau ada takdir lain
Yang kau kejar?
Namun terimakasih
Engkau telah sempatkan
Menyelinap dalam haluku
Hingga ekspetasi ini menjadi
Aku belum berani berharap
Ruang ini terlalu angker
Untuk singgah penghuni baru
Tapi kau bukan orang baru
Bisakah takdir baik berpihak
Agar penantian tak sia-sia
Dimana semesta merestui
Melalui skenarionya sendiri
Oh tidak!
Rupanya hati telah lancang
Sedikit demi sedikit
Membuka celah
Untuk kau bisa mengintip paksa
Atau ambisiku yang durhaka?
Akankah kita bersatu?
Disela waktu yang tersisa
Aku rindu
Maaf, telah ku coba biasa
Ternyata di bawah kesadaranku
Kau telah menjatuhkan hati
Kunduran, 2/05/2022
Komentar
Posting Komentar