Muroja'ah atau Patah Hati
Patah hatinya penghafal Al-Quran dimulai sejak ia menelantarkan muroja'ahnya. Sebagaimana kecintaan tertinggi penghafal Al-Quran adalah hafalannya. Maka kepergian hafalan akan menjadi patah hati yang paling menyakitkan.
Sahabat, mulailah menikmati muraja'ah selagi
hafalan masih sedikit. Jika hafalan sudah banyak, bukan tidak mungkin kau tak sanggup lagi menikmati hafalan sekaligus. Seperti hidangan, jika terlalu banyak yang tersaji, kau takkan sanggup menyantapnya semua. Terlalu berat.
Mulailah dari yang sedikit. Nikmati yang ada. Setiap kali bertambah satu ayat, setiap itu pula kamu berusaha menikmatinya. Selalu ingat ini: Jika muraja'ah hari ini berat, maka menundanya akan jauh lebih berat.
Menunda muroja'ah hanya akan menciptakan patah hati yang menyakitkan. Dan tidak ada patah hati yang menyakitkan bagi penghafal Al-Quran, kecuali saat muraja'ah berasa ziyadah.
Jika kemarin-kemarin tidak muraja'ah telah menciptakan patah hati sesakit yang kau rasakan saat ini, maka semakin kau menundanya, semakin dalam rasa sakit itu.
Jika pada hafalan sedikit kau masih berat menjaganya, maka seyakin apa kau sanggup menjaganya saat banyak nanti, jika tidak muroja'ah?
Karena itu pilihannya hanya dua;
Muroja'ah atau patah hati.
~ By: Ahmad Khoirul Anam
Copyright © 2025 Maos Corner Digital
Komentar
Posting Komentar