Lu Lagi Stress kan?

Ok, kali ini aku mau curhat sedikit nih, sekaligus memberi informasi dan motivasi yang sekiranya bisa dijadikan bahan bacaan waktu gabut, galau, marah, badmood atau apalah. Tapi sebelumnya, ngga usah mikir jauh-jauh kenapa tulisannya pakai bahasa yang tidak resmi, namanya juga curhat ya kan, jadi pakai bahasa sehari-hari aja, biar lebih santai bacanya.
Beberapa orang pasti pernah marah, minimal bete’ atau kesel terhadap sesuatu dan kalau curhatt sama teman, teman kita minimal bilang “Sabar ya, namanya juga hidup” atau “Sabar, ini ujian” dan lain sebagainya, yang pasti merekan bertujuan untuk melegakan kita, menenangkan kita pas lagi emosi, terlebih sama cewek yang lagi haid, beuhh! bawaanya tuh pengen nelen orang aja! Tuh kan, jadi ikutan sebel.
Memang, tingkat marah tertinggi adalah diam dan tak peduli. Puncak dari kesabaran adalah saat kamu memilih diam. Padahal dihati kamu ada luka yang sedang berbicara. Dan puncak dari kekuatan adalah ketika kamu memilih tersenyum, padahal di hatti kamu ada air mata yang terbendung. Luka tidak memiliki suara, namun air mata jatuh tanpa bicara.

“Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, sungguh orang yang kuat adalah yang mampu menguasai dirinya sendiri ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits tersebut, jadi ingat quotes kaya gini “Wanita itu kuat, karena dia dapat dihina, dicaci dan dihancurkan, tapi ia masih bisa mencintai orang yang menghina, mencaci dan menghancurkannya karena dia kuat.
Udah stop! Khusus untuk cewek millenial nih, yang punya spekulasi kaya gini boleh-boleh aja, tapi jangan mau di toxic-in terus. Kalian tuh istimewa, mau jadi apapun kalian nanti, surga akan ada di bawah telapak kakimu.
Orang yang cerdas adalah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsu dan beramal untuk matinya. Adapun orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsu dan berangan-angan tentang Allah.

Sebagaimana Allah juga telah berfirman yang artinya
“Barangsiapa yang (dapat) takut kepada Allah dan menahan hawa nafsunya, maka surga jaminannya.”

Hal ini merupakan salah satu tanda bahwa Allah telah memberi pesan tersirat bahwa hawa nafsu sangatlah berbahaya, baik kelangsungan hidup dan agama. Hawa nafsu yang sering dikaitkan dengan kemarahan, antusiasme, arogant bahkan berorientasi pada syahwat yang akan berujung zina.

Pernah ada kisah tentang penciptaan nafsu, tidak tau persis bagaiman detail kisahnya, hal itu aku dengar ketika kajian.
Dalam sebuah kitab karangan Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup dalam abad ke XIII Hijriah, menerangkan bahwa sesungguhnya Allah ﷻ telah menciptakan akal, maka Allah telah berfirman yang bermaksud,

“Wahai akal menghadaplah engkau!”
Maka akal pun menghadap ke hadapan Allah ﷻ. Kemudian Allah ﷻ berfirman lagi
Wahai akal, berbaliklah engkau!” Maka akal pun berbalik.
Kemudian Allah berfirman lagi yang bermaksud
“Wahai akal, siapakah Aku?”
“Engkau adalah Tuhan yang menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu yang daif dan lemah.” Jawab akal kepada Allah ﷻ
“Wahai akal, tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau!” Allah melanjutkan pernyataan-Nya.
Setelah itu Allah menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya,
“Wahai nafsu, menghadaplah kamu!” Nafsu tidak menjawab, ia malah berdiam diri.
“Siapakah engkau dan siapakah Aku?” Allah bertanya kepada nafsu tersebut.
“Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau.” Jawab nafsu dengan arogant
Setelah itu Allah ﷻ menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah ﷻ berfirman
“Siapakah Aku dan siapakah engkau?” Tegas Allah kepada nafsu.
“Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau!” kata nafsu dengan angkuh.

Allah ﷻ menyiksanya kembali dalam neraka Juu’ selama 100 tahun. Konon katanya, Allah memerintahkan malaikat untuk mengurung nafsu dalam tempat yang sangat gelap, menyiksa, tidak diberi makan dan minum sedikitpun. Setelah dikeluarkan, maka Allah ﷻ bertanya hal yang sama pada nafsu.
“Siapakah engkau dan siapakah Aku?”
Maka akhirnya nafsu mengakui dengan berkata
"Engkau adalah Tuhan yang menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu yang lemah"
Sebab itulah maka Allah ﷻ mewajibkan puasa untuk meredam hawa nafsu manusia. Ar-Raghin al-Asfahani mendefinisikan Juu’ dengan rasa sakit yang dimiliki hewan karena kosongnya lambung dari makan. Kata juu’ merujuk dari kata Jaa’a Juu’uun yang berarti kelaparan. Kata juu’ juga dapat di artikan “lapar yang amat sangat”.
Dalam kisah tersebut, dapat kita ketahui bahwa nafsu itu teramat jahat, dan oleh karena itu hendaklah kita mengawal nafsu. Jangan biarkan nafsu mengawal kita, sebab jika itu terjadi maka niscaya kita akan musnah.
Wallahu a’lam. []

Dari hal tersebut kita tahu, biasanya dalam mencintai seseorang namun berjuang sendirian, alias cinta bertepuk sebelah tangan (bagi yang belum halal) ada kata;
“Di paksa mundur oleh logika, namun di minta bertahan oleh perasaan”
Dari sini kan bisa disimpulkan bahwa, akal itu udah berfikir ynag benar dan pastinya sudah tau kalau akhirnya di ghosting, ya gimana lagi kan yang berharap hati, maka dari itu bilangnya “bertahan”. Asal kalian ketahui ya gengss! Laki-laki itu kalau belum datang ke rumah, bawa orang tuanya, berarti dia masih belum bisa dipercayai komitmennya. Makanya, wajar kalau tiba-tiba menghilang tanpa kepastian.

“Dasar bullshit!” Kata-kata korban buaya darat. Sebenarnya salah sendiri sih, kenapa mau di bullshitin. Ok sabar dulu, ngga cuma kalian, banyak korbannya, baik laki-laki maupun perempuan.
Karena itu, Allah telah memerintahkan puasa untuk menahan sekaligus menepiskan hawa nafsu yang ada dalam diri manusia. Nafsu juga dapat menyebabkan kelabilan diri, melemahkan iman (futhur), berlebihan/ melampaui batas sehingga akan menimbulkan madharat yang lebih besar. Akibatnya bukan hanya berdampak pada diri sendiri melainkan dapat berdampak pada masa depan hingga menyusahkan orang lain.
Bukan sabar namanya jika masih memiliki batas, bukan ikhlas namanya jika masih memiliki rasa sakit. Alih-alih rasa sakit itu menjadi dendam. Itu merupakan salah satu bisikan setan yang kemudian memancing nafsu kita untuk berbuat hal yang buruk.

Menjaga Hati Dengan Hati-hati

Nabi Muhammad ﷺ telah memperingatkan dalam hadits-nya, beliau bersabda
“Ingatlah dalam diri manusia itu terdapat segumpal daging. Dimana jika itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula jasadnya. Segumpal daging itu bernama hati. (HR. Bukhari dan Muslim)
Pernah ada di titik: ingin membalas semua yang pernah menyakiti, ingin membuktikan pada orang dulu meremehkan, pengen sukses di mata orag yang menghina. Hingga akhirnya berjalannya waktu, bergelut pengalaman dengan realita yang ada, sekarang itu berganti hanya hidup tenang dan melakukan hal-hal yang disenangi. Cukup.
Mulai sekarang tanamkan prinsip, tidak perlu kamu ceritakan kebaikanmu pada siapapun, karena orang yang menyukaimu tidak butuh itu dan orang yang membencimu tidak akan percaya itu. Kenyamanan itu bukan dicari, melainkan diciptakan. Mulailah buat proges untuk diri mu sendiri, muhasabah/ instropeksi apa yang kurang, berjanji untuk berbuat baik (mu’alaqoh) dan meningkatkan taqwa kepada Allah ﷻ.
Tundukkan kepalamu jika orang memujimu, tegakkan kepalamu jika orang menghinamu agar kamu seolah-olah lebih kuat menghadapinya. Tanamlah padi, maka rumput akan menyertai, perjuangkan akhiratmu, maka dunia akan mengikuti.
Hargailah yang membencimu, karena dia adalah penggemar yang telah menghabiskan waktunya untuk melihat setiap kesalahanmu. Sadarlah! kekuranganmu saja dicari, apa lagi kelebihanmu. Jangan insecure, jika rasa sakit itu akan diganti kebahagiaan, semoga yang menyakitimu mendapat hidayah.
Jika do’mu belum dikabulakan, sesungguhnya Dia sedang menangguhkan do’a-do’amu dan Dia tengah menguji kesabaranmu agar kamu lebih semangat. Apabila do’amu sudah dikabulkan, artinya Allah sangat menyayangimu. Dan ketika do’amu tidak dikabulkan, percayalah rencana Allah Mahatahu apa yang kamu butuhkan, pasti rencana-Nya lebih baik dari yang kau kira.
Jika kamu lagi merasa disakiti, dikucilkan, tidak ada teman yang bisa membantumu, pundak orang lain pun enggan memberimu sandaran, ketahuilah masih ada bumi yang luas untuk bersujud. Baiklah, jika kamu juga beranggapan bahwa sabar belum bisa menghibur luka hati, maka teruslah bersemangat dan ditambah lagi ketulusanmu. Yakinlah, akan ada hal baik yang akan kamu petik kelak, karena Allah tidak akan menguji hamba-Nya jika Dia tidak sayang.
Bukan Allah yang tak adil, tapi jiwa kita yang masih kerdil. Bukan Allah yang tidak Maha kasih, melainkan jiwa kita yang tidak tau terimakasih. Bukan Allah yang pelit, tapi nurani kita yang mungkin berpenyakit, sehingga berjuta karunia seolah-olah tiada, bermiliyaran anugerah jadi tak terasa. Yuk bisa yuk, kalau kamu sedang di fase dimana kamu merasa takut dengan masa depan dan ragu sama diri kamu, itu berarti kamu berada dijalan yang benar. Karena rasa takut dan khawatir itu yang bisa membuat manusia lebih bisa berkembang dan menghargai potensi dirinya.

Komentar

Postingan Populer