Menangis Dalam Perjuangan

Ada yang menangis karena hafalan tak kunjung tuntas. Ada yang menangis sebab perjuangan ini terasa begitu keras dan menguras tenaga.

Ada yang menangis sebab lelah selalu datang bersama bisikan menyerah. Ada yang menangis sebab gagal saat setoran dan harus mengulang lagi dari awal.

Saat bibir tak mampu lagi menjelaskan, hati tak cukup luas menampung segala derita, dan lisan tak kuasa merapal doa-doa, air mata menjadi satu-satunya cara mengungkapkan rasa. Tidak apa-apa....

Menangislah...
Dan dengarkan sebuah kalimat yang ku buatkan untukmu

Bahwa, ada air mata yang tetes-tetesnya sanggup memadamkan api neraka. Ialah air mata dari tangisan seorang hamba yang takut kepada Robb-nya.

Aku tahu, tangismu berbeda. Aku tahu air mata itu belum sempurna tanda ikhlas, sebab kebanyakan tangisan karena hafalan adalah tangisan dari rasa lelah. Tapi, menangis juga butuh latihan kan?

Jika kita tak pernah menangis, bagaimana mungkin air mata ini akan terbiasa menetes untuk Allah. Setidaknya, tangismu adalah tanda lembutnya hatimu.

Hari ini kau menangis karena lelahnya perjuangan yang menimpa. Besok semoga kau mulai menangis karena tersungkur takut kepada Robb-mu, tersebab Al-Quran yang selalu kau baca.

Paling tidak, dengan menangis kau menjadi lega. Dengan menangis, menjadi sadar betapa lemahnya raga. Dengan menangis, menjadikanmu terbiasa mengangkat tangan dalam do'a. Dan setidaknya, kau telah menangis dalam perjuangan yang mulia. Menangislah...

Sesekali memang kita butuh menangis, sembari memberi jeda dalam perjuangan. Sesekali kita perlu meneteskan air mata, agar sadar bahwa Allah selalu ada, dan agar kita tak pernah berhenti meminta.

Belajarlah seperti Ya'kub, yang meski hidupnya di penuhi pilu dan tangis, hatinya tak pernah menyerah menggantungkan harap kepada Allah semata.

Menangislah sebagaimana Maryam yang nyaris menyerah menanggung beratnya ujian taqwa. Tapi sanggup bangkit kembali karena segera menyadari Allah selalu ada di sisi.

Menangislah, merendah pada-Nya dalam pasrah. Tapi jangan pernah menyerah.




Copyright © 2023 Maos Corner Digital


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menumbuhkan Cinta Terhadap Al-Qur'an

Muroja'ah atau Patah Hati

Jika Nanti Tak Menikah Dengannya