FASE KEHILANGAN
Menghafal Al-Quran adalah perjalanan mulia yang penuh tantangan. Salah satu fase yang hampir pasti dialami oleh setiap penghafal Al-Quran adalah fase kehilangan hafalan. Ayat-ayat yang dulu melekat kuat tiba-tiba terasa memudar, seolah hati sulit untuk meraihnya lagi.
Fase ini bukan tanda dari kegagalan, tapi justru bagian dari proses Allah mendidik hati kita. Allah mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan rasa tawakal yang mendalam. Ayat-ayat yang lupa mengingatkan kita bahwa Al-Quran bukan sekedar untuk dihafal, tetapi untuk terus dijaga, diulang, dan diamalkan.
Fase kehilangan mengajarkan bahwa Al-Quran hanya bisa melekat dalam hati yang tulus dan ikhlas, serta istiqomah dalam menjaga Al-Quran.
Ada yang putus asa, sebab tengah mengalami kehilangan dalam menghafal. Ada yang nyaris menyerah sebab hafalan-hafalan yang mati-matian didapatkan tak ada lagi yang bisa dibaca dari ingatan. Ada yang diteror kegelisahan, sebab hafalan perlahan kian pergi meninggalkan, sedangkan sebutan hafidz sudah terlanjur disematkan.
Semoga itu bukan dirimu.
Tapi ku tulis ini untuk siapapun yang tengah merasa kehilangan. Bagaimana jika aku katakan: kehilangan adalah fase yang pasti dialami oleh setiap penghafal. Bukan kau saja.
Sebab jika kita tak pernah mengalami kehilangan, kita takkan pernah tau betapa sakitnya berpisah dari Al-Quran. Kehilangan selalu ada, agar raga terus berjuang, tangan senantiasa menengadah, dan lisan selalu merapal doa-doa.
Apakah kau berfikir, saat kita menghafal satu ayat, maka ia akan kuat begitu saja dalam ingatan seketika dan takkan lupa? Tidak! Ayat tersebut sesekali menghilang pergi, dan menunggu apa yang kita lakukan setelah itu: mengejarnya atau mengabaikannya. Aku menyebut itu sebagai ujian kesetiaan.
Mereka yang kesetiaannya teruji takkan memilih diam dan hanya berdiri memandangi. Semangatnya membara, mengejar demi mendapatkannya lagi. Tapi mereka yang kesetiaannya begitu lemah, memilih diam dan pasrah, sebab tak sanggup menghadapi hantaman rasa lelah. Sebab itulah mereka kalah.
Ingat ini!
Jika hafalan mudah begitu saja lekat dan tak pernah lepas bagaimana kita tau "siapa yang benar-benar berjuang dan siapa yang begitu lemah mudah berputus asa? "
Cepat atau lambat, fase kehilangan pasti akan kau temui. Saat itu terjadi pilihannya hanya dua: berjuang mengambilnya lagi atau menyerah dengan kondisi.
Seberat apapun yang kamu rasakan, pilihlah yang pertama. Sebab bagi para pejuang, menyerah bukanlah pilihan.
Komentar
Posting Komentar